Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Manusia merupakan makhluk yang diberi hawa nafsu dan akal dengan kehidupannya di dunia, ini tidak lain adalah pemberian Allah yang melengkapi perbuatan manusia.
Setiap individu memiliki keunikan dan cara berpikir sendiri.
Artinya, perbuatan setiap manusia tidak dibatasi kecuali mereka mengikuti
aturan yang diberikan agama atau pemerintahan.
Dalam artikel ini akan lebih fokus membahas dalam konteks
agama ketimbang di dalam lain hal.
Ujian Manusia di dunia
Tentu kita tahu, sebagai umat beragama islam bahwa ujian dan
cobaan tak henti-henti menguji kita semasa hidup, godaan itu tak lain berasal
dari syaitan kalangan jin yang mencoba menyeret kita ke neraka bersama mereka.
Alhasil, sering kali kita mendapati manusia yang kuat imannya
suka berbuat kebaikan, dan saudara kita yang tergoda hingga gemar berbuat keburukan.
Ini juga termasuk ujian dan cobaan yang sudah ditakdirkan
oleh Allah. Sehingga, setiap individulah yang harus berikhtiar untuk memilih kebaikan
atau keburukan.
Sebagai seorang muslim, pasti kita memilih perbuatan yang
tidak melanggar syariat sesuai anjuran dari Al-Qur’an dan sunah yang diberikan
oleh Nabi Muhammad.
Syaitan akan terus menggoda kita sehingga kita tergoda untuk
melakukan perbuatan yang dilanggar dari aturan syariat, semua akan dilakukan
olehnya untuk menjauhkan makhluk dari Sang Khalik.
Namun, dari berbagai godaan yang diberikan kepada manusia,
syaitan terkadang sulit untuk menjerumuskan orang-orang yang gemar berbuat
kebaikan.
Akal licik syaitan
Di sinilah akal licik syaitan bekerja, ketika manusia sudah
kebal dengan godaan buruk yang diberikan oleh syaitan, syaitan beralih pikiran untuk
menggoda manusia dalam kebaikannya.
Kebaikan di sini artinya adalah memberikan pengaruh kepada
manusia, bahwa dia lebih baik dan tidak pernah merasa salah dari orang lain.
Tidak salah sebenarnya, merasa sedikit lebih baik dari orang
lain. Namun, sering kali manusia berlebihan menganggap bahwa dia yang baik dan
manusia lain yang buruk.
Menilai seseorang bukanlah kapasitas kita sebagai manusia, setiap
perbuatan manusia sudah ditugaskan Sang Khalik kepada malaikat untuk menilai
dan mencatat.
Godaan inilah yang sering kali tidak disadari oleh manusia,
karena memang tidak terasa pada dirinya bahwa sedang merendahkan orang lain,
bahkan saudara seimannya.
Seperti dalam ceramah Ustad Adi Hidayat, “Allah lebih
mencintai para pelaku maksiat yang bertaubat, daripada orang saleh yang tidak
pernah merasa salah.”
Hal ini menjadi catatan penting bagi kita untuk merenungkan
pikiran kita, apakah kita merasa lebih baik dari orang lain? Apakah kita
sering kali merendahkan orang lain? Ataukah kita tidak pernah merasa salah?
Coba renungi sendiri, dan pikirkan dalam hati, barangkali kita
sudah tergoda oleh godaan syaitan untuk merasa lebih baik dari orang lain.
Sehingga dengan renungan ini, kita kembali ke jalan yang
benar dan mencoba untuk menjadi orang yang lebih rendah hati dan tidak
melebih-lebihkan diri sendiri.
Baca juga: Penyakit hati dalam diri manusia
Kesimpulan
Dengan demikian, terkadang seseorang tidak merasa bersalah
atas godaan yang diberikan oleh syaitan kepadanya. Orang yang merasa lebih baik
dan tidak pernah merasa bersalah adalah seseorang yang terselubungi godaan syaitan.
Penting bagi kita untuk merenungi kembali hati dan perbuatan
kita, untuk kembali kepada Allah sesuai dengan aturanNya.
Seperti kata pepatah, “Manusia dibuat dari tanah dan kembali
ke tanah, mengapa harus bersifat langit?” pepatah ini sedikit mengingatkan
kita, untuk berendah hati di setiap relung kehidupan.
Jadi, apa gunanya merasa lebih baik dari orang lain?