Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

Daftar Isi

Manusia merupakan makhluk yang diberi hawa nafsu dan akal dengan kehidupannya di dunia, ini tidak lain adalah pemberian Allah yang melengkapi perbuatan manusia.

Setiap individu memiliki keunikan dan cara berpikir sendiri. Artinya, perbuatan setiap manusia tidak dibatasi kecuali mereka mengikuti aturan yang diberikan agama atau pemerintahan.

Dalam artikel ini akan lebih fokus membahas dalam konteks agama ketimbang di dalam lain hal.

Ujian Manusia di dunia

Tentu kita tahu, sebagai umat beragama islam bahwa ujian dan cobaan tak henti-henti menguji kita semasa hidup, godaan itu tak lain berasal dari syaitan kalangan jin yang mencoba menyeret kita ke neraka bersama mereka.

Alhasil, sering kali kita mendapati manusia yang kuat imannya suka berbuat kebaikan, dan saudara kita yang tergoda hingga gemar berbuat keburukan.

Ini juga termasuk ujian dan cobaan yang sudah ditakdirkan oleh Allah. Sehingga, setiap individulah yang harus berikhtiar untuk memilih kebaikan atau keburukan.

Sebagai seorang muslim, pasti kita memilih perbuatan yang tidak melanggar syariat sesuai anjuran dari Al-Qur’an dan sunah yang diberikan oleh Nabi Muhammad.

Syaitan akan terus menggoda kita sehingga kita tergoda untuk melakukan perbuatan yang dilanggar dari aturan syariat, semua akan dilakukan olehnya untuk menjauhkan makhluk dari Sang Khalik.

Namun, dari berbagai godaan yang diberikan kepada manusia, syaitan terkadang sulit untuk menjerumuskan orang-orang yang gemar berbuat kebaikan.

Akal licik syaitan

Di sinilah akal licik syaitan bekerja, ketika manusia sudah kebal dengan godaan buruk yang diberikan oleh syaitan, syaitan beralih pikiran untuk menggoda manusia dalam kebaikannya.

Kebaikan di sini artinya adalah memberikan pengaruh kepada manusia, bahwa dia lebih baik dan tidak pernah merasa salah dari orang lain.

Tidak salah sebenarnya, merasa sedikit lebih baik dari orang lain. Namun, sering kali manusia berlebihan menganggap bahwa dia yang baik dan manusia lain yang buruk.

Menilai seseorang bukanlah kapasitas kita sebagai manusia, setiap perbuatan manusia sudah ditugaskan Sang Khalik kepada malaikat untuk menilai dan mencatat.

Godaan inilah yang sering kali tidak disadari oleh manusia, karena memang tidak terasa pada dirinya bahwa sedang merendahkan orang lain, bahkan saudara seimannya.

Seperti dalam ceramah Ustad Adi Hidayat, “Allah lebih mencintai para pelaku maksiat yang bertaubat, daripada orang saleh yang tidak pernah merasa salah.”

Hal ini menjadi catatan penting bagi kita untuk merenungkan pikiran kita, apakah kita merasa lebih baik dari orang lain? Apakah kita sering kali merendahkan orang lain? Ataukah kita tidak pernah merasa salah?

Coba renungi sendiri, dan pikirkan dalam hati, barangkali kita sudah tergoda oleh godaan syaitan untuk merasa lebih baik dari orang lain.

Sehingga dengan renungan ini, kita kembali ke jalan yang benar dan mencoba untuk menjadi orang yang lebih rendah hati dan tidak melebih-lebihkan diri sendiri.

Baca juga: Penyakit hati dalam diri manusia

Kesimpulan

Dengan demikian, terkadang seseorang tidak merasa bersalah atas godaan yang diberikan oleh syaitan kepadanya. Orang yang merasa lebih baik dan tidak pernah merasa bersalah adalah seseorang yang terselubungi godaan syaitan.

Penting bagi kita untuk merenungi kembali hati dan perbuatan kita, untuk kembali kepada Allah sesuai dengan aturanNya.

Seperti kata pepatah, “Manusia dibuat dari tanah dan kembali ke tanah, mengapa harus bersifat langit?” pepatah ini sedikit mengingatkan kita, untuk berendah hati di setiap relung kehidupan.

Jadi, apa gunanya merasa lebih baik dari orang lain?